Indonesia bukan hanya memiliki keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya warisan leluhur. Di tengah gempuran modernisasi, masih banyak desa-desa di pelosok yang teguh menjalankan tradisi yang diwariskan turun temurun. Salah satunya Desa Wae Rebo yang bisa diakses dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Walau Desa Wae Rebo terisolasi dari dunia luar, justru di situlah magnet utama desa adat ini. Bagi kamu yang sedang liburan di Labuan Bajo dan berencana melanjutkan petualangan ke sini, yuk, cek 7 fakta tentang Desa Wae Rebo berikut ini.
Your itinerary
1. Salah Satu Desa Tertinggi di Indonesia
Ada alasan mengapa Desa Wae Rebo dijuluki Negeri di Atas Awan. Desa ini menempati area lembah dengan ketinggian sekitar 1.088 meter di atas permukaan laut. Perbukitan hijau mengelilingi Wae Rebo, udara dingin menusuk kulit saat malam tiba. Kabut tipis selalu menyelimuti pagi di Wae Rebo. Desa ini jauh dari keramaian kota sehingga setiap detiknya terasa begitu syahdu.
2. Berisi Tujuh Rumah Utama
Desa Wae Rebo cuma dihuni oleh tujuh rumah utama yang disebut rumah Mbaru Niang. Berbentuk menyerupai lumbung kerucut, Mbaru Niang terdiri atas lima tingkat. Sementara, atap rumah terdiri memakai daun lontar yang ditutupi ijuk. Dengan struktur setinggi 15 meter, setiap tingkat memiliki fungsi khusus. Tingkat dasar untuk tempat tinggal, tingkat kedua sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan barang sehari-hari, dan tingkat ketiga tempat menyimpan benih tanaman pangan. Selanjutnya, tingkat keempat berfungsi sebagai tempat penyimpanan stok pangan, dan tingkat paling atas menjadi tempat persembahan sesaji kepada para leluhur. Satu rumah ini bisa ditinggali oleh enam sampai delapan keluarga lho. Terbayang ukurannya cukup luas kan?
3. Harus Melalui Perjalanan Panjang
Walau masih satu daerah dengan Labuan Bajo, tetapi kamu harus menempuh perjalanan panjang untuk tiba di Desa Wae Rebo. Dari Labuan Bajo ke Denge, desa terdekat Wae Rebo, sekitar 5 jam. Dari Denge, kamu akan melalui beberapa pos lagi dengan jalanan menanjak menyusuri lereng gunung. Perjalanan dengan motor cuma bisa ditempuh sampai pos 1 saja. Setelah itu kamu harus berjalan kaki sekitar 3 jam dengan kondisi jalan tanjakan, kadang landai, dan bersebelahan dengan jurang. Menantang banget kan? Sebaiknya, kamu menyewa pemandu agar bisa menikmati perjalanan menuju Wae Rebo.
4. Wajib Mampir ke Rumah Tetua Adat
Sesampainya di Wae Rebo, kamu akan dibawa ke rumah utama, Niang Gendang. Di sini ketua adat akan mengajakmu mengikuti upacara Waelu’u sebagai bentuk permohonan izin kepada leluhur Wae Rebo. Selain itu, para tamu akan dijamu dengan Kopi Flores yang harum. Lebih baik luangkan waktu bermalam di sini ya. Jadi, kamu bisa berbaur dan mendalami kehidupan warga Wae Rebo dengan segala kearifan lokal yang masih dijaga.
5. Penduduk Wae Rebo Keturunan Minang
Desa Wae Rebo memang berada di NTT, tetapi warga desa ini mengaku keturunan Minang, Sumatra Barat. Adalah Empo Maro, nenek moyang orang Wae Rebo yang asli Minangkabau. Dahulu ia merantau ke Flores dan berpindah-pindah tempat sampai akhirnya menetap di desa ini. Meski begitu, nama penduduk Wae Rebo sama sekali tidak memiliki unsur nama Minang.
6. Upacara Penti, Hari Spesial Penduduk Wae Rebo
Jika kamu bisa memilih jadwal berkunjung, datanglah saat penduduk Wae Rebo tengah merayakan Upacara Penti. Upacara adat ini dilakukan guna menyambut Tahun Baru orang Manggarai dan hanya diselenggarakan satu kali setahun. Pada hari spesial ini, warga setempat mengucap syukur dan memberi persembahan kepada para leluhur atas berkah yang dinikmati tahun sebelumnya. Mereka juga berdoa untuk keberkahan di tahun mendatang. Lalu, ritual pemurnian kampung dan warga dilakukan untuk menghalau kedatangan roh-roh jahat.
7. Warisan Dunia UNESCO
Keindahan Desa Wae Rebo sudah tersiar ke seluruh dunia lho. Selain dikelilingi bentang alam yang indah, kekayaan budaya leluhur yang masih dilestarikan sampai saat ini juga menarik wisatawan datang berkunjung dan menyelami adat istiadat Wae Rebo. Pada 2012 Desa Wae Rebo masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO dan membuat desa ini menjadi lokasi Konservasi Warisan Budaya UNESCO. Bahkan, struktur rumah Mbaru Niang meraih penghargaan Aga Khan, sebuah penghargaan prestisius dalam dunia arsitektur. Luar biasa! Itulah 7 fakta tentang Desa Wae Rebo yang wajib masuk agenda kamu saat berlibur di Labuan Bajo. Siap mengagumi keindahan Wae Rebo dari dekat?
1. Salah Satu Desa Tertinggi di Indonesia
Ada alasan mengapa Desa Wae Rebo dijuluki Negeri di Atas Awan. Desa ini menempati area lembah dengan ketinggian sekitar 1.088 meter di atas permukaan laut. Perbukitan hijau mengelilingi Wae Rebo, udara dingin menusuk kulit saat malam tiba. Kabut tipis selalu menyelimuti pagi di Wae Rebo. Desa ini jauh dari keramaian kota sehingga setiap detiknya terasa begitu syahdu.
2. Berisi Tujuh Rumah Utama
Desa Wae Rebo cuma dihuni oleh tujuh rumah utama yang disebut rumah Mbaru Niang. Berbentuk menyerupai lumbung kerucut, Mbaru Niang terdiri atas lima tingkat. Sementara, atap rumah terdiri memakai daun lontar yang ditutupi ijuk. Dengan struktur setinggi 15 meter, setiap tingkat memiliki fungsi khusus. Tingkat dasar untuk tempat tinggal, tingkat kedua sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan barang sehari-hari, dan tingkat ketiga tempat menyimpan benih tanaman pangan. Selanjutnya, tingkat keempat berfungsi sebagai tempat penyimpanan stok pangan, dan tingkat paling atas menjadi tempat persembahan sesaji kepada para leluhur. Satu rumah ini bisa ditinggali oleh enam sampai delapan keluarga lho. Terbayang ukurannya cukup luas kan?
3. Harus Melalui Perjalanan Panjang
Walau masih satu daerah dengan Labuan Bajo, tetapi kamu harus menempuh perjalanan panjang untuk tiba di Desa Wae Rebo. Dari Labuan Bajo ke Denge, desa terdekat Wae Rebo, sekitar 5 jam. Dari Denge, kamu akan melalui beberapa pos lagi dengan jalanan menanjak menyusuri lereng gunung. Perjalanan dengan motor cuma bisa ditempuh sampai pos 1 saja. Setelah itu kamu harus berjalan kaki sekitar 3 jam dengan kondisi jalan tanjakan, kadang landai, dan bersebelahan dengan jurang. Menantang banget kan? Sebaiknya, kamu menyewa pemandu agar bisa menikmati perjalanan menuju Wae Rebo.
4. Wajib Mampir ke Rumah Tetua Adat
Sesampainya di Wae Rebo, kamu akan dibawa ke rumah utama, Niang Gendang. Di sini ketua adat akan mengajakmu mengikuti upacara Waelu’u sebagai bentuk permohonan izin kepada leluhur Wae Rebo. Selain itu, para tamu akan dijamu dengan Kopi Flores yang harum. Lebih baik luangkan waktu bermalam di sini ya. Jadi, kamu bisa berbaur dan mendalami kehidupan warga Wae Rebo dengan segala kearifan lokal yang masih dijaga.
5. Penduduk Wae Rebo Keturunan Minang
Desa Wae Rebo memang berada di NTT, tetapi warga desa ini mengaku keturunan Minang, Sumatra Barat. Adalah Empo Maro, nenek moyang orang Wae Rebo yang asli Minangkabau. Dahulu ia merantau ke Flores dan berpindah-pindah tempat sampai akhirnya menetap di desa ini. Meski begitu, nama penduduk Wae Rebo sama sekali tidak memiliki unsur nama Minang.
6. Upacara Penti, Hari Spesial Penduduk Wae Rebo
Jika kamu bisa memilih jadwal berkunjung, datanglah saat penduduk Wae Rebo tengah merayakan Upacara Penti. Upacara adat ini dilakukan guna menyambut Tahun Baru orang Manggarai dan hanya diselenggarakan satu kali setahun. Pada hari spesial ini, warga setempat mengucap syukur dan memberi persembahan kepada para leluhur atas berkah yang dinikmati tahun sebelumnya. Mereka juga berdoa untuk keberkahan di tahun mendatang. Lalu, ritual pemurnian kampung dan warga dilakukan untuk menghalau kedatangan roh-roh jahat.
7. Warisan Dunia UNESCO
Keindahan Desa Wae Rebo sudah tersiar ke seluruh dunia lho. Selain dikelilingi bentang alam yang indah, kekayaan budaya leluhur yang masih dilestarikan sampai saat ini juga menarik wisatawan datang berkunjung dan menyelami adat istiadat Wae Rebo. Pada 2012 Desa Wae Rebo masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO dan membuat desa ini menjadi lokasi Konservasi Warisan Budaya UNESCO. Bahkan, struktur rumah Mbaru Niang meraih penghargaan Aga Khan, sebuah penghargaan prestisius dalam dunia arsitektur. Luar biasa! Itulah 7 fakta tentang Desa Wae Rebo yang wajib masuk agenda kamu saat berlibur di Labuan Bajo. Siap mengagumi keindahan Wae Rebo dari dekat?